Akhlak
Remaja Dalam Pergaulan
A. Pengertian dan Pentingnya Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja
Pengertian akhlak, “al-akhlak”
berasal dari bahasa Arab bentuk jama’ dari kata “khulkun” yang artinya
budi pekerti, perangai, tingkah laku atau tabiat, sedangkan akhlak terpuji yang
dalam bahasa Arab disebut “akhlak al-karimaah”, karimah yang
berarti mulia atau luhur, oleh karena itu “akhlak al-karimah” adalah
sifat, watak, perangai, atau perilaku baik dan luhur yang bersumber dari
nilai-nilai ajaran akhlak Islam. Sedangkan pergaulan sendiri
adalah suatu interaksi antara satu dengan lainnya yang tidak dibatasi oleh
apapun. Pergaulan dapat ditemui dimana saja mulai dilingkungan keluarga sampai
masyarakat umum yang membutuhkan adanya tata cara bergaul sehingga akan ditemui
kehidupan yang damai dan rukun, apalagi remaja yang pada zaman sekarang
menghadapi zaman yang penuh dengan tantangan dan godaan, apalagi yang
berhubungan dengan gaya. Oleh karena itu akhlak al-karimah sangat penting dalam
pergaulan masyarakat, terutama dalam pergaulan remaja, apalagi saat ini sedang
maraknya berbagi kenakalan remaja, baik minum-minuman keras, berjudi, freesex,
narkoba dan lain-lain.
Dalam Islam tidak
diragukan lagi bahwa kaidah serta batasan dalam mengerjakan baik dan buruk itu
telah tertera dalam nash-nash syari’ah (al-Qur’an dan Hadits).gambaran jelas
tentang perintah berakhlak yang baik telah tercatat dalam al-Qur’an dan Hadits,
seperti firman allah:(an-nahl:90)
sebagaimana yang
telah dilakukan oleh Nabi Muhammad SAW, yang harus dijadikan contoh teladan
yang ideal, yang mana Allah mengutus Nabi untuk memberi teladan akhlak yang
mulya kepada manusia, perintah itu dilakukan nabi dengan baik, sehingga
mendapat pujian yang baik dari Allah SWT, “sesungguhnya engkau berada pada
akhlak yang agung” bahkan Rosulallah bersabda:
إِنَّمَا بُعِثْتُ
لأُتَمِمَّ مَكَارِمَ الاَخْلاَقِ
Artinya: “Sesungguhnya
aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”.
Dalam suatu
hadits shahih, Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam memanjatkan do’a
اللّهُمَّ اهْدِنِى لأَحْسَنِ
الأَخْلاَقِ لاَ يَهْدِى لأَحْسَنِهَا إِلاَّ أَنْتَ
“Allahummah-diinii li-ahsanil
akhlaaqi, laa yahdi li-ahsaniha illa anta (Ya Allah, tunjukilah padaku akhlaq
yang baik. Tidak ada yang dapat menunjuki pada baiknya akhlaq tersebut kecuali
Engkau)” (HR. Muslim no. 771).
Agama Islam adalah
sebagai sumber nilai akhlak harus dijadikan landasan untuk menanamkan
nilai-nilai akhlak yang terpuji yang bersumber pada ajaran Islam, serta
membiasakan berakhlakul karimah dalam kehidupan sehari-hari, karena dengan
menciptakan akhlakul karimah akan terlaksananya kemaslahatan yang baik dalam
pergaulan sehari-hari.
B. Bentuk dan Contoh Perilaku Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja
Al-Qur’an dan hadits
Nabi Muhammad SAW, telah memberi petunjuk tentang hal-hal yang diharuskan
sebagai perbuatan terpuji dan hal-hal yang harus di tinggalkan sebagai
perbuatan tercela. Di antara bentuk prilaku atau perbuatan terpuji dalam
bergaul yang di muat dalam al-Qur’an dan hadits adalah:
1.
Ta’aruf dan Tafahum
Ta’aruf yang berarti saling mengenal atau saling
mengetahui, sedangkan tafahum artinya saling memahami keadaan satu dengan yang
lainyan. Oleh karena itu dengan akhlak ini akan terlahir saling pengertian satu
sama lainnya yang menjadikan dekatnya hubungan dan adanya jalinan hati yang
kuat. Dalam firman Allah di jelaskan:(al-Hujurat [49]:13)
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُمْ مِنْ
ذَكَرٍ وَأُنْثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوبًا وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا
إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِنْدَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ
إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Artinya: “Hai manusia, Sesungguhnya Kami
menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang
yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha
Mengenal”. (QS. al-Hujurat [49]: 13)
2.
Ta’awun
Tolong menolong dalam hal kebaikan, Dengan
adannya ta’awun akan terjalin kerja sama, saling tolong menolong, dan Bantu
membantu. Seperti membantu teman yang sedang kesusahan, meringankan beban hidup
oaring lain yang sedang kesusahan, mengunjungi tetangga yang sedang sakit.
Firman allah:(al-Maidah [5]:2)
...وَتَعَاوَنُوا
عَلَى الْبِرِّ وَالتَّقْوَى وَلا تَعَاوَنُوا عَلَى الإثْمِ وَالْعُدْوَانِ...
Artinya: “...dan tolong-menolonglah kamu
dalam (mengerjakan) kebajikan dan takwa, dan jangan tolong-menolong dalam
berbuat dosa dan pelanggaran...”. (QS. al-Maidah [5]: 2)
3.
Tasamuh
Toleran, lapang dada dan tenggang rasa, seperti
bertetangga dengan baik walaupun berbeda pandangan, saling menghargai dan
menghormati satu sama lain, dan tidak mengganggu teman yang berbeda keyakinan.
Agar terjalin hubungan yang baik satu dengan yang lain, perlu adanya sikap
tasamuh dalam batas-batas yang ditentukan agama. Firman Allah:(al-Kafirun
[109]: 6)
لَكُمْ دِينُكُمْ وَلِيَ دِينِ
Artinya: “Untukmu agamamu, dan untukkulah,
agamaku”. (QS. al-Kafirun [109]: 6)
4.
Jujur dan adil
Jujur yang berarti lurus hati atau berkata
apa adanya, sedangkan adil yang berarti tidak memihak salah satu atau tidak
berat sebelah. Firman Allah: (an-Nahl [16]: 90)
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإحْسَانِ
وَإِيتَاءِ ذِي الْقُرْبَى...
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu)
Berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat...”. (QS.
al-Nahl [16]: 90)
5.
Amanah dan menepati
janji
Amanah adalah sesuatu yang dipercayakan orang
lain kepada kita. Baik oleh teman, keluarga, atasan dan lain-lain. Sedangkan
menepati janji adalah berbuat sesuai dengan janji yang telah di ucapkan. Firman
Allah:(an-Nisa' [4]: 58)
إِنَّ اللَّهَ يَأْمُرُكُمْ أَنْ تُؤَدُّوا
الأمَانَاتِ إِلَى أَهْلِهَا...
Artinya: “Sesungguhnya Allah menyuruh kamu
menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya...”. (QS. an-Nahl [16]:
58)
Dalam berakhlakul karimah dapat di terapkan
dalam hal ibadah terhadap Tuhan, dan kepada sesama, berperilaku yang baik,
seperti menghormati orang tua, sebagaimana contoh, yaitu bicara dengan
baik dan benar, sebagai remaja dalam bergaul harus berbicara dengan akal sehat,
dan tidak suka mengeluarkan kata-kata kotor yang tidak pantas diucapkan. Allah
berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ
وَقُولُوا قَوْلا سَدِيدًا (٧٠)
يُصْلِحْ لَكُمْ أَعْمَالَكُمْ وَيَغْفِرْ لَكُمْ
ذُنُوبَكُمْ وَمَنْ يُطِعِ اللَّهَ وَرَسُولَهُ فَقَدْ فَازَ فَوْزًا عَظِيمًا
(٧١)
Artinya: “Wahai orang-orang yang
beriman, bertaqwalah kepada Allah dan ucapkanlah perkataan yang benar, semoga
Allah memperbaiki amal perbuatan kamu dan mengampuni dosa-dosa kamu. Barang
siapa yang menaati Allah dan Rosul Nya, berarti ia mendapatkan kemenangan yang
besar” (QS. al-Ahzab [33] :70-71)
C. Penerapan Perilaku Akhlak Terpuji dalam Pergaulan Remaja dalam
Kehidupan Sehari-hari
Pada masa ini dengan
terjadinya perkembangan global di segala bidang kehidupan selain
mengindikasikan kemajuan umat manusia di satu pihak, juga mengindikasikan
kemunduran akhlak pada kaum remaja, disamping itu era informasi yang berkembang
pesat pada saat ini dengan segala dampak positif dengan negatifnya telah
mendorong adanya pergeseran nilai moral dikalangan remaja. Oleh karena itu perilaku
akhlak terpuji dikalangan remaja ini perlu ditanamkan dalam diri dan dilakukan
dalam kehidupan sehari-hari. Maka di dalam pergaulan
lingkup hidupnya, seorang remaja sudah pastilah harus menanamkan akhlak terpuji
dalam kehidupan sehari-hari, yang mana di klasifikasikan kedalam beberapa
lingkup pergaulan. Diantaranya:
1.
Bergaul dengan orang
tua, yakni dengan berkata sopan, santun, lemah lembut, jika hendak pergi maka
mintak izin dan mengucapkan salam, senantiasa patuh terhadap perintahnya,
selalu membantu dan mendo’akan orang tua. Firman Allah:(an-Nisa' [4]:36)
وَاعْبُدُوا اللَّهَ وَلا تُشْرِكُوا بِهِ شَيْئًا
وَبِالْوَالِدَيْنِ إِحْسَانًا
Artinya: “Sembahlah Allah dan janganlah kamu
mempersekutukan-Nya dengan sesuatupun. dan berbuat baiklah kepada dua orang
ibu-bapak”. (QS. an-Nisa' [4]: 36)
2.
Bergaul dengan guru,
yakni dengan selalu mentaati perintahnya, berkata sopan ketika mengikuti
pelajarannya, ikhlas penuh kesabaran dalam mengikuti pelajarannya, serta
mendo’akan guru. Dalam hadits disebutkan:
وَقِرُّوْا مَنْ
تَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُ
Artinya: “Muliakanlah orang yang telah
memberi pelajaran kepadamu”
3.
Bergaul dengan lawan
jenis, Islam telah memberi rambu-rambu (batasan) yang harus diperhatikan antara
laki-laki dan perempuan. Diantaranya: wanita harus menutup aurat yang tampak,
masing-masing hendaknya menjaga diri, jangan sampai terjerumus dalam pergaulan
bebas (zina), kewajiban laki-laki menghormati wanita, serta menjaga diri dari
minum-minuman, obat-obatan yang berbahaya dan terlarang.
4.
Bergaul dengan teman
sebaya, yakni dengan cara menghargai, tidak suka menghina sesama, saling
menasehati, mendahulukan kepentingan bersama dari pada diri sendiri, serta
bertutur kata yang lembut
D.
pentingnya akhlak mulia
Coba perhatikan, ikuti dan
laksanakan beberapa akhlaq di bawah ini :
1.
Selalu
mengajak pada yang ma’ruf dan melarang dari yang mungkar
Ahlus Sunnah mengajak pada yang
ma’ruf (kebaikan) dan melarang dari kemungkaran. Mereka meyakini bahwa baiknya
umat Islam adalah dengan tetap adanya ajaran amar ma’ruf yang barokah ini.
Perlu diketahui bahwa amar ma’ruf merupakan bagian dari syariat Islam yang
paling mulia. Amar ma’ruf inilah yang merupakan sebab terjaganya jama’ah kaum
muslimin. Amar ma’ruf adalah suatu yang wajib sesuai kemampuan dan dilihat dari
maslahat dalam beramar ma’ruf. Mengenai keutamaan amar ma’ruf nahi mungkar,
Allah Ta’ala berfirman,
كُنْتُمْ
خَيْرَ أُمَّةٍ أُخْرِجَتْ لِلنَّاسِ تَأْمُرُونَ بِالْمَعْرُوفِ وَتَنْهَوْنَ
عَنِ الْمُنْكَرِ وَتُؤْمِنُونَ بِاللَّهِ
“Kamu adalah umat yang terbaik yang
dilahirkan untuk manusia, menyuruh kepada yang ma'ruf, dan mencegah dari yang
munkar, dan beriman kepada Allah.” (QS. Ali Imron: 110)
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam juga bersabda,
مَنْ
رَأَى مِنْكُمْ مُنْكَرًا فَلْيُغَيِّرْهُ بِيَدِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ
فَبِلِسَانِهِ فَإِنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَبِقَلْبِهِ وَذَلِكَ أَضْعَفُ الإِيمَانِ
“Barangsiapa di antara kamu
melihat kemungkaran hendaklah ia mencegah kemungkaran itu dengan tangannya.
Jika tidak mampu, hendaklah mencegahnya dengan lisan. Jika tidak mampu juga,
hendaklah ia mencegahnya dengan hatinya. Itulah selemah-lemah iman.” (HR.
Muslim no. 49)
2.
Mendahulukan
sikap lemah lembut dalam berdakwah dan amar ma’ruf nahi mungkar
Ahlus Sunnah wal Jama’ah berprinsip bahwa hendaknya lebih mendahulukan sikap lemah lembut ketika amar ma’ruf nahi mungkar, hendaklah pula berdakwah dengan sikap hikmah dan memberi nasehat dengan cara yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
Ahlus Sunnah wal Jama’ah berprinsip bahwa hendaknya lebih mendahulukan sikap lemah lembut ketika amar ma’ruf nahi mungkar, hendaklah pula berdakwah dengan sikap hikmah dan memberi nasehat dengan cara yang baik. Allah Ta’ala berfirman,
ادْعُ
إِلَى سَبِيلِ رَبِّكَ بِالْحِكْمَةِ وَالْمَوْعِظَةِ الْحَسَنَةِ وَجَادِلْهُمْ
بِالَّتِي هِيَ أَحْسَنُ
“Serulah (manusia) kepada jalan
Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara
yang baik.” (QS. An Nahl: 125)
3.
Sabar
ketika berdakwah
Ahlus
Sunnah meyakini wajibnya bersabar dari kelakukan jahat manusia ketika beramar
ma’ruf nahi mungkar. Hal ini karena mengamalkan firman Allah Ta’ala,
وَأْمُرْ
بِالْمَعْرُوفِ وَانْهَ عَنِ الْمُنْكَرِ وَاصْبِرْ عَلَى مَا أَصَابَكَ إِنَّ
ذَلِكَ مِنْ عَزْمِ الْأُمُورِ
“Dan suruhlah (manusia)
mengerjakan yang baik dan cegahlah (mereka) dari perbuatan yang mungkar dan
bersabarlah terhadap apa yang menimpa kamu. Sesungguhnya yang demikian itu
termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah).” (QS. Luqman: 17)
4.
Tidak
ingin kaum muslimin berselisih
Ahlus
Sunnah ketika menegakkan amar ma’ruf nahi mungkar, mereka punya satu prinsip
yang selalu dipegang yaitu menjaga keutuhan jama’ah kaum muslimin, menarik hati
setiap orang, menyatukan kalimat (di atas kebenaran), juga menghilangkan perpecahan
dan perselisihan.
5.
Memberi
nasehat kepada setiap muslim karena agama adalah nasehat
Ahlus Sunnah wal Jama’ah pun punya prinsip untuk memberi nasehat kepada setiap muslim serta saling tolong menolong terhadap sesama dalam kebaikan dan takwa. Hal ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ahlus Sunnah wal Jama’ah pun punya prinsip untuk memberi nasehat kepada setiap muslim serta saling tolong menolong terhadap sesama dalam kebaikan dan takwa. Hal ini karena Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
« الدِّينُ
النَّصِيحَةُ » قُلْنَا لِمَنْ قَالَ « لِلَّهِ وَلِكِتَابِهِ وَلِرَسُولِهِ
وَلأَئِمَّةِ الْمُسْلِمِينَ وَعَامَّتِهِمْ ».
“Agama adalah nasehat. Kami
berkata, “Kepada siapa?” Beliau menjawab, “Kepada Allah, kepada kitab-Nya,
kepada Rasul-Nya dan kepada pemimpin kaum muslimin serta kaum muslimin secara
umum.” (HR. Muslim no. 55)
إِنَّ اللّهَ يَأْمُرُ بِالْعَدْلِ وَالإِحْسَانِ
وَإِيتَاء ذِي الْقُرْبَى وَيَنْهَى عَنِ الْفَحْشَاء وَالْمُنكَرِ وَالْبَغْيِ يَعِظُكُمْ
لَعَلَّكُمْ تَذَكَّرُونَ –٩٠-
Sesungguhnya Allah Menyuruh (kamu) berlaku adil
dan berbuat kebajikan, memberi bantuan kepada kerabat, dan Dia Melarang
(melakukan) perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia Memberi pengajaran
kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar