Senin, 16 November 2015

Nabi Muhammad adalah Nabi yang ditunggu umat Hindu

Nabi Muhammad adalah Nabi yang ditunggu umat Hindu? Kalimat itu pasti mengejutkan bagi kebanyakan umat Islam maupun umat Hindu, bahkan mungkin bagi umat di luar kedua agama itu. Betapa tidak, syariat dari dua agama itu sangat jauh berbeda. Mungkinkah Nabi Muhammad adalah Nabi dari kedua agama itu?

  Jika dikatakan bahwa Nabi Muhammad adalah juga nabi dari umat Yahudi & umat Kristen, mungkin banyak dari kalangan umat Islam akan setuju, mengingat dalam Al-Qur’an memang terdapat ayat-ayat yang menyatakan kalau kedatangan Nabi Muhammad sebenarnya sudah diberitakan dalam kitab-kitab suci pendahulunya, seperti Taurat & Injil.

Lima kitab awal dari kitab Perjanjian Lama Kristen adalah apa yang oleh umat Yahudi diakui sebagai Torah/Taurat/Pentatouch, yaitu kitab-kitab Kejadian, Keluaran, Imamat, Bilangan, dan Ulangan. Sedangkan 4 kitab awal dari kitab Perjanjian Baru Kristen diakui oleh umat Kristen sebagai kitab Injil, yaitu kitab-kitab Matius, Markus, Lukas, dan YohanesSekalipun umat Islam menyatakan bahwa Taurat & Injil yg diturunkan pada nabi Musa & Nabi Isa adalah bukan yg diakui oleh umat Yahudi & Kristen sekarang, atau setidaknya sudah berubah/diubah dari aslinya, banyak para pakar ilmu Kristologi yang menyatakan kalau dalam Taurat & Injil yg diakui umat Yahudi & Kristen sekarang inipun masih terdapat sisa-sisa ramalan kedatangan Nabi Muhammad (sebenarnya sangat menarik untuk menampilkan argumentasi pembuktiannya, tapi hal itu bukan topik utama dari tulisan ini).

Jika umat Islam mempercayai ramalan kedatangan nabi Muhammad dalam kitab Taurat & Injil, bagaimana dengan kitab suci umat Hindu? Mungkinkah Nabi Muhammad Saw adalah seorang Nabi yang kedatangannya sudah diramalkan oleh kitab suci umat Hindu? Itulah yang akan kita bahas di sini.

Sebenarnya dalam Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang dapat dijadikan acuan bahwa Nabi Muhammad mungkin saja adalah juga seorang Nabi yang ramalan kedatangannya terdapat dalam kitab-kitab suci umat agama lain, diantaranya :
 1.   Dalam surat Asy-Syu’ara(26) ayat 196 : “Dan sesungguhnya Al-Qur’an itu benar-benar (tersebut) dalam kitab-kitab orang yang terdahulu”. Jadi dalam kitab-kitab sebelum Al-Qur’an juga terdapat wahyu Tuhan
 2.   Dalam surat Fatir(35) ayat 24 dinyatakan bahwa tidak ada suatu kaum di masa lalu tanpa seorang pemberi peringatan
  3.   Dalam surat Al-Ahzab(33) ayat 40 dinyatakan bahwa Muhammad adalah utusan Tuhan dan merupakan penutup para nabi (utusan terakhir)
 4.   Dalam surat Al-Anbiya(21) ayat 107 dinyatakan bahwa Nabi Muhammad tidak diutus melainkan untuk seluruh semesta alam.
  5.   Dalam surat Saba’ (34) ayat 28 dinyatakan bahwa Tuhan mengutus Muhammad untuk seluruh umat manusia, pemberi kabar gembira, dan peringatan akan dosa, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya.

Juga dalam hadits Bukhari vol 1. dalam kitab Shalat bab 56 hadits no 429, nabi Muhammad bersabda : “Semua rasul yg diutus sebelumku hanya berlaku untuk umat/bangsanya saja, tapi aku diutus untuk semua umat manusia”.

Sekarang akan kita lihat dalam kitab suci agama Hindu. Ada banyak kitab dalam agama Hindu yang diakui sebagai kitab suci mereka. Dari semuanya yang dianggap paling suci adalah kitab Veda (Weda). Bila diantara kitab-kitab itu ada yang bertentangan, maka yang harus menjadi rujukan utama adalah Weda yg juga masih terbagi lagi menjadi beberapa kitab. Kitab-kitab lain selain Weda adalah : Upanishad, Smriti, Dharma Sastra, Bhagavat Gita, Puranas, dll.

Ayat-ayat ramalan kedatangan Nabi Muhammad

Disebutkan dalam Bhavisa Purana –; dalam Pratisarag Parv III, Khand 3, Adhyay 3, Shalokas 10 to 27 :

“Aryadarma akan tampil di muka bumi ini. ‘Agama kebenaran’ akan memimpin dunia ini. Saya diutus oleh Isyparmatma. Dan pengikut saya adalah orang yang berada di lingkungan itu, yang kepalanya tidak dikucir, mereka akan memelihara jenggot dan akan mendengarkan wahyu, mereka akan mendengarkan panggilan sholat (adzan), mereka akan memakan apa saja kecuali daging babi, mereka tidak akan disucikan dengan tanaman semak-semak/umbi-umbian tapi mereka akan suci di medan perang. Meraka akan dipanggil “Musalaman” (perantara kedamaian).”

Kalau anda baca tulisan diatas dengan baik, maka anda akan melihat bahwa ciri-ciri dari pengikut agama kebenaran yg disebutkan adalah ciri-ciri yang umum terdapat pada umat Islam.

Dalam Atharvaveda book 20 Hymn 127 Shlokas 1-14 disebutkan tentang Kuntupsuktas yang mengisyaratkan bahwa nabi Muhammad akan terungkap kemudian.

-      Mantra 1 mengatakan : ia akan disebut Narasangsa. “Nars” artinya orang, “sangsa” artinya “yang terpuji”. Jadi Narasangsa artinya : orang yang terpuji. Kata “Muhammad” dalam bahasa arab juga berarti : orang yang terpuji. Jadi Narasangsa dalam bahasa Sansekerta adalah identik dg Muhammad dalam bahasa arab. Jadi Narasangsa adalah figur yang sama dengan Nabi Muhammad. Ia akan disebut “Kaurama” yang bisa berarti : pangeran kedamaian, dan bisa berarti : orang yg pindah (hijrah). Nabi Muhammad adalah seorang pangeran kedamaian yang hijrah dari Makkah ke Madinah. Ia akan dilindungi dari musuh yang akan dikalahkannya yang berjumlah 60.090 orang. Jumlah itu adalah sebanyak penduduk Makkah pada masa Muhammad hidup yaitu sekitar 60.000 orang.
-      Mantra 2 mengatakan : ia adalah resi yang naik unta. Ini berarti ia bukan seorang bangsawan India, karena dikatakan dalam Mansuriti(11) : 202 mengatakan bahwa Brahma tidak boleh menaiki unta atau keledai. Jadi tokoh ini jelas bukan dari golongan Brahmana (pendeta tinggi Hindu), tapi seorang asing.
-      Mantra 3 mengatakan : ia adalah “Mama Rishi” atau resi agung. Ini cocok dengan Nabi agung umat Islam yaitu Nabi Muhammad SAW.
-     Mantra 4 mengatakan : ia adalah Washwereda (Rebb) artinya orang yang terpuji. Nabi Muhammad yang juga dipanggil dengan nama Ahmad adalah berarti juga “orang yang terpuji” yang terjemahan bahasa Sansekerta-nya adalah Rebb.

Beberapa ramalan lainnya :

-   Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 6 dinyatakan bahwa di sana disebutkan dengan istilah : “akkaru” yang artinya : “yang mendapat pujian”. Dia akan mengalahkan 10.000 musuh tanpa pertumpahan darah. Hal ini merujuk pada perang Ahzab yang mana Nabi Muhammad mengalahkan musuh yang berjumlah 10.000 orang tanpa pertumpahan darah.
-      Dalam Atharvaveda book 20 hymn 21 : 7 dinyatakan bahwa Abandu akan mengalahkan 20 penguasa. Abandu juga berarti seorang yatim atau seorang yang mendapat pujian. Ini mengarah pada nabi Muhammad yang seorang yatim sejak lahir dan arti kata Muhammad/Ahmad yang berarti yang terpuji, yang akan mengalahkan kepala-suku-suku dari suku-suku di sekitar Makkah yg berjumlah sekitar 20 suku.
-      Dalam Rigveda book 1 Hymn 53 : 9 nabi dipanggil dg sebutan “Suslama” yg artinya lagi-lagi adalah : orang yg terpuji yg merupakan arti dari nama Muhammad.
-      Dalam Samaveda Agni Mantra 64 dinyatakan bahwa ia tidak disusui oleh ibunya. Hal ini persis dengan Nabi Muhammad yang tidak disusui oleh ibunya tapi oleh seorang wanita bernama Halimah.
-      Dalam Samaveda Uttararchika Mantra 1500 dinyatakan bahwa Ahmad akan dianugrahi undang-undang abadi, yang jelas mengacu pada Nabi Muhammad yang akan dianugrahi kitab suci Al-Qur’an. Tapi karena orang India yang berbahasa sansekerta tidak paham kata Ahmad, maka diterjemahkan menjadi “a” dan “mahdi” yaitu “saya sendiri”, jadi diartikan “saya sendiri yang menerima undang-undang abadi”. Padahal seharusnya “Muhammad sendiri yang dianugrahi undang-undang abadi”.
Nabi Muhammad diramalkan dengan nama Ahmad pada banyak bagian dalam kitab-kitab Weda. Juga diramalkan pada tak kurang dari 16 tempat yang berbeda dalam kitab weda dg nama Narasangsa artinya adalah sama dengan arti dari nama Muhammad, yaitu “yang terpuji”.


Kalky Autar
Salah satu ramalan kedatangan nabi Muhammad yg sangat terkenal yang juga telah membuat seorang professor bahasa dari Alahabad University India mengajak kepada umat Hindu untuk segera memeluk agama Islam, adalah terdapatnya sebuah ramalan penting dalam kitab suci Hindu tentang kedatangan yang ditunggu-tunggu dari seorang Kalky Avtar (baca : autar). “av” artinya : turun. “tr” artinya melewati. Jadi arti kata Avtar adalah “diturunkan atau diutus untuk turun”. Kalky Avtar artinya adalah : “utusan terakhir”.

Pundit Vaid Parkash – sang professor (yang menulis buku berjudul “Kalky Avtar”), secara terbuka dan dengan alasan-alasan ilmiah, mengajak para penganut Hindu untuk segera memeluk agama Islam dan sekaligus mengimani risalah yang dibawa oleh Rasulullah SAW, karena menurutnya, sebenarnya Nabi Muhammad adalah sosok yang dinanti-nantikan sebagai sosok pembaharu spiritual dalam agama Hindu.
Disebutkan dalam Nashpropesy, Nabi Muhammad diramalkan dengan nama Kalky Avtar (Autar terakhir) dan Amtim Rishi. Sedangkan dalam kitab Puranas disebutkan tentang Kalky Autar dan kedatangannya. Diantara ayat-ayat yang menyebutkan adalah :
-      Dalam Baghavata Purana Khand 12 Adhyay 2 Shloka 18-20 disebutkan dalam rumah Visnuyash akan dilahirkan Kalky Avtar yang diramalkan akan menjadi penguasa dunia, yang terkenal dengan sifat-sifatnya yang baik & menonjol. Dia akan diberi tanda-tanda. Dia akan diberi oleh malaikat sebuah kendaraan yang cepat. Dia akan menaiki kuda putih sambil memegang pedang. Dia akan mengalahkan orang-orang jahat dan dia akan terkenal di dunia.
-      Dalam Baghavata Purana Khand 1 Adhyay 3 Shloka 25 disebutkan akan ada juru selamat di rumah Visnuyash
-      Dalam Kalki Purana (2) : 4 disebutkan bahwa di rumah Visnuyash pemimpin - kampung Sambala akan lahir Kalki Avtar.
-      Dalam Kalki Purana (2) : 5 disebutkan bahwa dia akan datang bersama para sahabatnya (4 orang sahabat) mengalahkan orang-orang jahat.
-      Dalam Kalki Purana (2) : 7 disebutkan bahwa dia akan dijaga oleh malaikat di medan perang
-      Dalam Kalki Purana (2) : 11 disebutkan bahwa dalam rumah Visnuyash dan dalam rumah Summati Kalki Autar akan lahir
-      Dalam Kalki Purana (2) : 15 disebutkan bahwa dia akan lahir pada tanggal 12 bulan pertama Madhop
Semua ramalan yg disebut diatas tadi tiada lain merujuk pada Nabi Muhammad SAW. Penjelasannya demikian :
-      Dirumah Visnuyash berarti dirumah pengikut Vishnu (pengikut Tuhan) sedangkan ayah dari Nabi Muhammad adalah bernama Abdullah yang artinya adalah pengikut Allah (pengikut Tuhan). Orang Islam menyebut “Allah” sebagai Tuhan, sedang orang Hindu menyebut “Vishnu” sebagai Tuhan. Jadi di rumah Visnuyash adalah di rumah Abdullah.
-      Summati dalam bahasa sansekerta artinya adalah orang yang sangat setia. Sedangkan ibunda nabi Muhammad adalah bernama Aminah yang dalam bahasa arab artinya juga orang yg setia.
-      Sambala bahasa arabnya adalah tempat yang aman & damai. Nabi Muhammad dilahirkan di Makkah yang terkenal dengan nama “Darul Aman” yaitu tempat yang aman & damai. Akan lahir diantara kepala suku Sambala, artinya bahwa Nabi akan lahir diantara kepala suku di Makkah.

Dilahirkan pada tanggal 12 di bulan pertama Madhop. Nabi Muhammad lahir pada tanggal 12 rabiul awal

Sebagai Amtim Rishi (resi terakhir). Nabi Muhammad adalah juga nabi terakhir dari deretan nabi-nabi yang dikirim Tuhan seperti yang terdapat pada QS. Al- Ahzab : 40.

Dia akan memperoleh bimbingan di atas gunung dan akan kembali lagi ke arah utara. Nabi Muhammad memperoleh wahyu pertamanya di gua Hira di Jabal Nur. Jabal Nur artinya Gunung Cahaya lalu kembali lagi ke Makkah.

Dia akan memiliki sifat-sifat yang sangat mulia. Persis seperti nabi Muhammad seperti terdapat pada QS. Al-Qalam : 14 “Dan sesungguhnya kamu benar-benar berbudi pekerti yang luhur”.

Kalki Autar akan diberi 8 kemampuan spiritual, yaitu : bijaksana, punya kendali diri, keturunan yg terhormat, punya pengetahuan wahyu, pemberani, perkataannya bertarget kurikulum, sangat dermawan, dan sangat ramah. Semuanya adalah sifat-sifat yang dimiliki oleh nabi Muhammad

Dia akan diberi kendaraan yg sangat cepat oleh Shiva. Nabi Muhammad juga diberi bouraq yang sangat cepat oleh Allah yg membawanya ke langit dalam peristiwa Mi’raj.

Dia akan naik kuda putih dengan tangan kanannya memegang pedang. Nabi Muhammad juga ambil bagian dalam peperangan termasuk dengan menunggang kuda dan bertempur dengan memegang pedang dengan tangan kanannya.

Dia akan menjadi penyelamat umat manusia. Dalam QS. Faatir(35) ayat 24 dan QS. Saba(34) ayat 28 disebutkan bahwa Nabi Muhammad adalah pembawa berita gembira & peringatan bagi seluruh umat manusia, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahui.

Dia akan menjadi pembimbing ke jalan yang benar. Nabi Muhammad hidup pada jaman jahiliyah yang penuh kegelapan dimana ia membawa umatnya ke jalan yang terang benderang.

Dia akan dibantu oleh 4 sahabat dalam menyebarkan misi. Kita tahu ada 4 orang khalifah sahabat nabi yaitu : Sayyidina Abubakar, Umar bin Khattab, Utsman bin Affan, dan Ali bin Abi Thalib.

Dia akan ditolong oleh malaikat di medan pertempuran. Dalam perang Badr Nabi Muhammad dibantu oleh para malaikat Allah seperti tersebut dalam QS. Ali Imran (3) ayat 123 & 125 : “Jika kamu bersabar dan bertaqwa dan mereka menyerang kamu dengan seketika itu juga niscaya Allah menolong kamu dengan 5000 malaikat yang memakai tanda”. Juga QS. Al-Anfal(8) ayat 9 yang berbunyi “…. sesungguhnya Aku akan mendatangkan bala bantuan kepadamu dengan seribu malaikat yg datang berturut-turut.”

Subhanallah..

Ternyata sekian banyak ayat tersebut (yang sebenarnya belum semuanya ditampilkan) yang meramalkan akan datangnya seorang nabi yang ditunggu-tunggu oleh umat Hindu, begitu cocok dengan gambaran Nabi Muhammad, umat Islam, dan sejarahnya. Mungkin saja ini juga merupakan pembuktian yang diberikan Allah bahwa Nabi Muhammad memang diutus Allah untuk seluruh umat manusia.

Hal ini juga dapat membuka diskusi yg menarik tentang agama Hindu, kitab suci umat Hindu, dan syariat-nya. Benarkah agama Hindu memang merupakan agama yang diturunkan oleh Allah jauh sebelum Nabi Muhammad lahir? Kalau ya, apakah berarti umat Hindu bisa disebut “muslim”, atau juga bisa disebut “ahlul kitab”? Bagaimana sesungguhnya ajaran agama Hindu itu, dan sesuaikah dengan ajaran Islam? Bagaimana pendapat anda sendiri?

Jumat, 13 November 2015

MANFAAT STUDY TOUR MTs YPSM BARAN

MANFAAT STUDY TOUR MTs YPSM BARAN


 Study tour merupakan kegiatan di luar kelas yang bertujuan untukmempelajari proses yang sebenarnya langsung di lapangan.Tour diadakankarena kebutuhan siswa untuk mendapatkan pengalaman secara langsung.Hal tersebut diadakan karena tidak mungkin menghadirkan setiap peristiwa ke dalam kelas untuk dipelajari dan diamati.
Beberapa manfaat study tour antara lain:
1.   Mengembangkan sikap ingin tahu peserta, dan memperluas pengertian
Study tour adalah program pembelajaran siswa langsung ke lapangan, dengan melihat dan mengamati secara otomatis akan timbul perasaan ingin  tahu siswa  dan keinginan  siswa untuk lebih banyak bertanya karena tidak   mampu  menjelaskan  fenomena  yang ia  amati secara langsung di  lapangan. Dengan mendapatkan penjelasan secara langsung dari pakar, siswa akan  lebih  banyak  tahu tentang  objek  pembelajaran dibandingkan hanya   sekedar membaca buku.

2.   Menyediakan pengalaman melalui objek, tempat, situasi,dan hubungan antar manusia yang tidak dapat disediakan di kelas.
Tidak semua peristiwa dan objek pembelajaran dapat dihadirkan dalam kelas, oleh karena itu study tour dapat memecahkan masalah ini  melalui penelitian langsung ke lapangan.

3.    Mempertajam kesadaran siswa terhadap lingkungan.
Dengan melakukan pengamatan langsung ke lingkungan objek pembelajaran siswa akan lebih mengenal cirri- ciri dan karakteristik lingkungan yang khas sesuai dengan objek yang diteliti.
4.     Memadukan kelas dengan komunitas terbaru dan lingkungan yang lebih besar dan lebih berarti.
Dengan terjun langsung ke lapangan siswa akan menyatu dengan komunitas baru di luar kelas sehingga akan ada hal-hal baru yang menarik dan unik.
5.  Mempererat keakraban dengan teman satu kelas dan melatih kerjasama antar siswa dalam suatu kelompok.
Ketika study tour berlangsung siswa akan menemui hal-hal baru yang baginya menarik, hal-hal baru ini akan ia share dengan teman-teman sehingga akan menambah keakraban. Melalui kegiatan study tour siswa dituntut untuk dapat membuat laporan yang baik dengan cara berkelompok, laporan yang baik tidak mungkin terwujud apabila tidak ada kerjasama yang baik antar siswa dalam suatu kelompok.


6.     Memberikan suasana relaksasi di tengah rutinitas yang terkadang menjemukan.
Kepadatan situasi pembelajaran dalam kelas dan mungkin juga rasa bosan terhadap lingkungan yang dari hari kehari hanya itu-itu saja membuat siswa menjadi  jenuh. Dengan diadakannya study tour  akan memberikan  relaksasi  dan  penyegaran di tengah kepadatan  pembelajaran dalam kelas  yang monoton

Kamis, 29 Oktober 2015

PEDOMAN MEMBUAT KARYA TULIS BAGI SISWA

PEDOMAN MEMBUAT KARYA TULIS BAGI SISWA 

... A. PENDAHULUAN


Karya tulis pada hakikatnya merupakan organisasi ide atau pesan secara tertulis. Jika kata itu dikaitkan dengan kata ilmiah, maka hasil organisasi ide atau pesan itu disebut tulisan ilmiah. Tulisan ilmiah adalah tulisan yang didasari oleh hasil pengamatan, peninjauan, atau penelitian dalam bidang tertentu, disusun menurut metode tertentu dengan sistematika penulisan yang bahasa dan isinya dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah.

Pada umumnya karya tulis yang dibuat oleh siswa berdasarkan hasil pengamatan, peninjauan di lapangan termasuk kedalam kategori hasil berpikir induktif. Dalam berpikir induktif, kesimpulan ditarik atas dasar data empiris setelah sebelumnya dilakukan verifikasi data.

Karya tulis yang dibuat atas dasar berpikir induktif, salah satunya dapat dilakukan melalui pendeskripsian gejala atau peristiwa berdasarkan pengamatan dan peninjauan lapangan. Misalnya, siswa datang ke sebuah perusahaan untuk meninjau, mengamati proses produksi atau sistem organisasinya, kemudian hasil-hasilnya dilaporkan/ ditulis. Apa yang ditulis oleh siswa adalah fakta, gejala atau kejadian di lapangan, kemudian diberi komentar dan pembahasan berdasarkan teori-teori yang berkenaan dengan produksi atau sistem organisasi. Hal ini dilakukan dengan cara membandingkan apa yang diamati di lapangan dengan apa yang seharusnya menurut teori sehingga siswa dapat menarik kesimpulan, setidaknya menilai bagaimana kondisi perusahaan itu dalam hal produksi atau sistem organisasinya.

Dengan demikian, karya tulis yang dibuat oleh siswa atas dasar berpikir induktif diawali dengan pengamatan empiris dan hasilnya dibandingkan dengan teori-teori yang relevan dengan masalah, kemudian disimpulkan. Karya tulis seperti ini hanya memaparkan hasil pengamatan, dan tidak dituntut mengajukan dan menguji hipotesis. Sebab, yang diutamakan adalah memaparkan atau mendeskripsikan apa yang terjadi di lapangan, namun isi laporan harus sistematis.

B. LANGKAH-LANGKAH PENULISAN

Penyusunan karya tulis berdasarkan hasil berpikir induktif biasanya menempuh langkah-langkah sebagai berikut:
1. Menetapkan tema pokok dan pertanyaan-pertanyaan yang ingin dicari jawabannya;
2 Mengadakan verifikasi data, gejala proses di lapangan. Artinya siswa turun ke lapangan untuk mempelajari data, gejala, atau berlangsungnya suatu proses misalnya proses produksi atau sistem organisasi suatu perusahaan. Cara yang dilakukan bisa melalui pengamatan, wawancara/ interviu, studi dokumentasi dan sebagainya, kemudian hasilnya dicatat sebagaimana adanya;
3. Menganalisis data, setidaknya mempelajari hasil pengamatan tersebut dan menghubungkannya dengan landasan teori yang berkenaan dengan tema atau masalah yang diamati. Kaitkan hasil pengamatan dengan rumusan masalah atau pertanyaan-pertanyaan yang telah ditetapkan pada langkah pertama;
4. Membuat outline isi karya tulis (lihat sistematika penulisan);
5. Menyusun atau menulis karya tulis tersebut dengan bahan yang telah diperoleh dari pengamatan di lapangan dan bahan-bahan teoritis sebagai pembanding. Dalam menyusun atau menulis bahan tersebut, perhatikan beberapa petunjuk yang terdapat pada uraian isi dan sistematika.

C. TEKNIK PENULISAN

1. Ketentuan Umum 
a.Bahasa Penulisan dilaksanakan dalam bahasa Indonesia dan berpedoman pada Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan dan Pedoman Umum Pembentukan Istilah (Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa Depdikbud, 1996 dan 1997)
b. Ukuran dan macam kertas
1) Jenis kertas yang dipakai adalah HVS A4 (21 x 29,7 cm);
2) Warna kertas putih;
c. Pengetikan
1) Hanya pita dan tinta hitam yang diperkenankan untuk dipakai;
2) Semua materi dalam tulisan harus ditik;
3) Simbol dan huruf-huruf khusus yang tidak terdapat pada mesin tik/ komputer dapat digambarkan dengan tangan dan menggunakan tinta cina;
4) Pencoretan dan penghitaman bagian yang salah tidak diperkenankan;
5) Penggandaan dapat dilakukan dengan karbon copi atau foto copi dengan kertas dan tinta yang berkualitas tinggi, sheet stensil atau dicetak.
d. Margin
1) Batas bawah, atas dan samping kanan berjarak 3 cm dari pinggir kertas; samping kiri 4 cm dari pinggir kertas; samping kanan tidak harus ditik rata mengikuti batas margin;
2) Semua tabel dan gambar harus berada dalam margin;
3) Sub judul pada halaman bagian bawah harus diikuti dengan dua baris penuh dibawahnya. Jika tempat tidak memungkinkan, sub judul harus dimulai pada halaman berikutnya;
4) Kata terakhir pada suatu halaman tidak boleh dipisahkan ke halaman berikutnya, tetapi seluruh kata harus ditik pada halaman berikutnya;
5) Alinea baru dapat dimulai dengan indentasi atau perbedaan spasi.
e. Spasi
1) Spasi ganda harus dipakai untuk keseluruhan secara umum;
2) Spasi tunggal untuk tabel, kutipan yang lebih dari lima baris, dan untuk setiap nomor bibliografi (pustaka).
f. Penomoran halaman 
1) Nomor halaman ditik tanpa tanda petik ataupun garis kecil dan ditempatkan disamping kanan, 1,5 spasi di atas batas margin atau 3cm dari pinggir kanan kertas;
3) Pada halaman yang memuat judul utama (Bab), nomor halaman boleh tidak dicantumkan tetapi dihitung atau ditik 1,5 spasi di bawah batas margin bawah sejarak 3 cm dari pinggir kanan kertas;
4) Semua halaman dinomori, kecuali halaman pertama yang kosong. Halaman judul, halaman muka dan halaman pertama suatu bab, halaman pada tubuh laporan, daftar pustaka dan lampiran diberi nomor Arab, dimulai dengan 1;
g. Tabel dan gambar
1) Kata tabel menyatakan data yang sudah ditabulasikan dan digunakan dalam karya tulis, baik dalam tubuh tulisan maupun dalam lampiran;
2) Kata gambar menunjukkan semua materi non verbal yang digunakan dalam tubuh tulisan dan lampiran seperti peta, grafik, foto, gambar, diagram dll.;
3) Untuk membuat tabel dan gambar digunakan mesin tik/komputer dan tinta cina, dapat digunakan untuk judul, nomor, dan tanda-tanda;
4) Tabel dan gambar hendaknya menggunakan kertas yang sama dengan seluruh tulisan;
5) Tabel dan gambar harus berada dalam margin yang sudah ditetapkan;
6) Tabel dan gambar yang ukurannya kurang atau sama dengan setengah halaman dapat diletakkan diantara uraian laporan; dipisahkan dari kalimat sebelah atas dan bawah dengan satu tripel spasi. Bila tebal atau gambar lebih besar dari setengah halaman harus diletakkan pada halaman tersendiri;
7) Dua atau tiga tabel, gambar yang kecil dapat diletakkan pada satu halaman dengan pemisahan sesuai aturan;
8) Tabel atau gambar yang lebar dapat ditik atau diletakkan pada sejajar panjang. Judul tabel harus ditik sesuai dengan batas penjilidan;
9) Tabel atau gambar harus diletakkan sedekat mungkin dengan uraian 
dalam tulisan;
10) Nomor dan judul tabel harus diletakkan dua spasi di bawah batas tabel; 
1 l) Nomor dan judul gambar harus diletakkan dua spasi di bawah batas gambar bawah;
12) Posisi tabel, gambar sejajar lebar atau sejajar panjang tidak mempengaruhi cara penomoran halaman;
13) Tabel dan gambar dinomori dengan seri yang berbeda. Setiap seri diberi nomor unit dengan angka Arab;
14) Bila suatu tabel harus diteruskan ke halaman lain, dibatas atas ditik tabel 4 (lanjutan);
15) Judul tabel/gambar harus ditik mulai dari batas kiri;
16) Judul tabel tidak terpisah dengan tubuh tabel;

2. Sistematika Penulisan

Pada umumnya dalam sebuah organisasi penyajian karya tulis terdiri dari tiga bagian utama, yakni bagian permulaan, bagian tubuh, dan bagian penutup.

BAGIAN PERMULAAN, terdiri dari:
• Kulit Laporan (Teladan 1)
• Halaman persetujuan (Teladan 2)
• Halaman pengesahan (Teladan 3)
• Halaman motto (Jika ada)
• Kata Pengantar
• Datar Isi
• Daftar Tabel (Jika ada)
• Daftar Gambar (Jika ada)
• Daftar Lampiran (Jika ada)
• Intisari Laporan

BAGIAN TUBUH ATAU ISI, terdiri dari beberapa bab dan setiap bab terdiri dari beberapa butir pembahasan: 
BAB I PENDAHULUAN, berisi:
A. Latar Belakang
B. Permasalahan
C. Tujuan dan Kegunaan
D. Metodologi
E. Sistematika Pembahasan

BAB II HASIL DAN PEMBAHASAN, berisi:
A. Deskripsi Teori 
B. Hasil Pengamatan 
C. Pembahasan

BAB III SIMPULAN DAN SARAN, berisi: 
A Simpulan 
B. Saran

BAGIAN PENUTUP, terdiri dari: 
A. DaftarPustaka 
B. Lampiran-Lampiran

KETERANGAN:

Latar Belakang: 
Dalam bagian ini dikemukakan fenomena, keadaan, informasi atau peristiwa yang melatar belakangi masalah. Jadi, isi latar belakang masalah antara lain:
• Menguraikan konsep atau keadaan yang seharusnya
• Menguraikan kenyataan yang terjadi
• Menguraikan solusi dan alasan pentingnya.

Permasalahan: 
Dalam bagian ini penulis memaparkan terlebih dahulu masalah pokok yang akan dibahas. Dari masalah pokok kemudian dirumuskan beberapa masalah yang lebih operasional dalam bentuk sub-sub masalah. Nyatakan permasalahan tersebut dalam kalimat pertanyaan yang jelas, spesifik dan logis;

Tujuan dan Kegunaan: 
Pada bagian ini penulis dapat menyajikan perumusan tujuan secara umum dan khusus. Tujuan umum mengacu pada masalah pokok, sedangkan tujuan khusus mengacu pada sub-sub masalah. Tujuan dirumuskan dalam bentuk kalimat pernyataan mengenai makna yang terkandung dalam permasalahan. Setelah itu berikan penjelasan manfaatnya, yaitu menjelaskan nilai guna hasil-hasil yang diperoleh dari pembahasan permasalahan tersebut, baik secara teoritis maupun praktis;

Metodologi: 
Dalam bagian ini dikemukakan tempat dan waktu penelitian; subyek penelitian, yaitu orang atau benda yang akan dijadikan sample dan sasaran penelitian; data dan sumber data; alat dan bahan penelitian; cara pengumpulan data (wawancara, observasi, dokumentasi, dll) Selanjutnya kemukakan pula cara penyajian dan cara analisis data yang digunakan, misalnya analitik kualitatif deskriptif, analitik kuantitatif deskriptif, dan sebagainya.

Sistematika Pembahasan: 
Pada bagian ini penulis memberikan gambaran secara sistematis dan logis tentang pokok bahasan yang akan disajikan dalam karya tulis.

Deskripsi Teori: 
Di sini penulis memaparkan atau menjelaskan konsep atau teori yang berkaitan dengan permasalahan

Hasil dan Pembahasan: 
Pada bagian ini penulis menyajikan hasil pengamatan empiris atau pengamatan lapangan sesuai dengan permasalahan yang sudah ditetapkan. Kemudian, hasil pengamatan empiris tersebut dibahas atau dianalisis. Pembahasannya bisa dilakukan melalui tinjauan teoritis sebagai bahan perbandingan untuk memperjelas hasil pengamatan.

Simpulan: 
Isinya adalah menyimpulkan hasil pembahasan dalam hubungannya dengan permasalahan atas dasar hasil pengamatan tadi, dan menilainya dari sudut teoritis keilmuan yang relevan dengan tema atau judul. Apabila simpulan lebih dari satu halaman, maka penulisannya menggunakan point-point, namun jika hanya satu halaman atau kurang, penulisannya menggunakan alinea. Penulisan diawali dengan simpulan secara umum, kemudian yang lebih khusus.

Saran-saran: 
Penulis mengajukan pendapatnya tentang hasil pengamatannya di lapangan atau menilai kelemahan-kelemahan gejala, peristiwa atau proses yang terjadi di lapangan beserta upaya memperbaikinya. 

3. Pengorganisasian Tulisan

Karya tulis biasanya disusun berdasarkan suatu tata urutan yang baik. Tata urutan yang baik inilah yang dinamakan organisasi tulisan. Ini dimaksudkan untuk memudahkan pembaca dalam memahami apa yang ditulis. Dalam penulisan ilmiah dikenal dua bentuk organisasi tulisan, yaitu bentuk angka huruf dan bentuk kesatuan desimal.

a. Bentuk Angka Huruf
Pada bentuk angka huruf, judul bab bernomor angka Romawi, sedangkan sub bab berhuruf kapital. Bagian lebih kecil lagi (sub-sub bab) berangka Arab, perincian lebih kecil lagi diberi tanda huruf kecil. Jika bagian itu masih memiliki bagian yang lebih penting lagi, maka digunakan angka berkurung tutup dan selanjutnya huruf kecil berkurung tutup. Demikian seterusnya.
Contoh:
BAB I ....................................................................................
A. ...............................................................................
1 ...........................................................................
2. .........................................................................
a. ...................................................................
b. ...................................................................
1) ................................................................
2) ................................................................
a) ...........................................................
b) ...........................................................
(1) .....................................................
(2) .....................................................
(a) ................................................
(b) ................................................
B .................................................................................
1................ ............................................................
2. ...........................................................................
3. dan seterusnya

b. Bentuk Kesatuan Desimal
Pada bentuk kesatuan desimal ini semua perincian bab menggunakan angka Arab, kecuali pada judul bab menggunakan angka Romawi.

Contoh:
BAB I .....................................................................................................
2.1 ...............................................................................................
2.1.1 ....................................................................................
2.1.1.1 ........................................................................ 
2.1.1.2 ........................................................................ 
dan seterusnya
2.2 ................................................................................................
2.2.1 .....................................................................................
2.2.1.1 .......................................................................
2.2.1.2. ........................................................................
dan seterusnya

Dari kedua cara tersebut di atas, salah satu cara yang sebaiknya dipakai adalah cara pertama, yaitu bentuk angka huruf, karena dengan tanpa mengurangi kerapian dan estetika penulisan, cara ini lebih ekonomis dalam arti dapat mendayagunakan setiap halaman karya tulis secara efisien.
4. Cara Membuat Kutipan

Kutipan adalah ambil alihan konsep atau pendapat orang lain sebagaimana tertulis dalam karya tulisnya kata demi kata. Kutipan, disamping dimaksudkan sebagai penguat atau pendukung bahasan, juga dapat berfungsi sebagai upaya penekanan arti penting dari apa yang dikemukakan oleh penulis yang mengutip itu. 

Berikut ini adalah beberapa petunjuk cara melakukan kutipan, yaitu:
a. Kutipan yang kalimatnya kurang dari lima baris, penulisannya langsung dalam barisan kalimat, tetapi dengan menggunakan tanda petik ganda ("..."). Hal ini untuk membedakan kalimat penulis dengan kalimat kutipan.
Perhatikan contoh kutipan berikut ini:
Keterampilan menulis sangat berhubungan dengan kehidupan seseorang di masyarakat. Karena eratnya hubungan peran penulis dengan kehidupan di masyarakat ini, I Gusti N. Oka (1976:53) mengatakan bahwa "masyarakat Indonesia yang akan datang sangat memerlukan tenaga kerja untuk Pembangunan yang terampil menggunakan bahasa Indonesia untuk surat menyurat, berpidato, dan karang-mengarang".

b. Kutipan yang panjangnya sama dengan atau lebih dari lima baris, penulisannya adalah sebagai berikut:
1) Kutipan ditulis atau ditik terpisah dari kalimat kita sendiri;
2) Kutipan ditik pada baris baru dengan jarak empat pukulan tik kosong dari sisi margin;
3) Kutipan ditik rapat (spasi tunggal);
4) Kutipan tidak usah menggunakan tanda petik ganda pada awal dan akhir kalimat;
5) Bila dalam kutipan panjang itu terdapat bagian yang diberi tanda petik ganda, maka dalam tulisan kita tanda petik ganda itu diganti dengan tanda petik tunggal

Contoh:
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
.............................................( akhir baris tulisan kita )
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
...............................................................................................................................
............................................... (akhir kutipan )

....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
....................................................................................................................................
......................................................( kalimat kita sendiri )

c. Dalam mengutip jangan sampai melakukan perubahan, baik redaksi maupun 
isi dari apa yang dikutip. 

6. Cara Menyusun Daftar Pustaka

Daftar pustaka berisi semua sumber kepustakaan yang dipergunakan dalam penulisan sebuah karya tulis. Sumber kepustakaan itu dapat berupa buku, majalah, surat kabar, jurnal kertas kerja, ensiklopedi, dan bahan penerbitan lain sebagai referensi yang berkaitan dengan tulisan yang sedang dikerjakan.

Penulisan daftar pustaka hendaknya memenuhi kaidah atau aturan yang lazim dalam penulisan ilmiah. Penulisannya disusun secara alfabetis, dari A sampai Z dengan petikan huruf pertama dari nama keluarga penulisnya.

Secara keseluruhan penulisan daftar pustaka itu adalah sebagai berikut: 
a.Nama pengarang dengan mencantumkan nama akhir (marga) dan tanpa menggunakan gelar atau derajat kesarjanaannya. Penulisan nama apabila lebih dari satu pola (kata) penulisannya harus dibalik dengan disertai penggunaan tanda koma dan diakhiri dengan tanda titik;.
b.Setelah nama pengarang tercantum, maka dituliskan tahun penerbitan buku tersebut dan diberi tanda titik.
c.Setelah penulisan tahun penerbitan, dicantumkan nama buku tersebut dengan disertai garis bawah atau dicetak miring, kemudian diberi tanda titik.
d.Setelah nama buku tercantum, maka dituliskan nama kota penerbitan buku atau majalah tersebut diterbitkan dan disertai dengan tanda titik dua (:).
e.Pada bagian akhir, setelah dicantumkan kota penerbitan dicantumkan penerbit mana yang menerbitkan buku atau majalah tersebut dan diakhiri dengan tanda titik.

Contoh:
Ali, Lukman. 2000. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa 
Diknas.

Depdikbud. 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia Yang Disempurnakan. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Soemanto, Wasty. 1994. Pedoman Teknik Penulisan Skripsi. Jakarta: Bumi Aksara.

Sujiman, Panuti dan Dendy S. 2000. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Pengajar Bahasa Indonesia. 

D. DAFTAR BACAAN

Ali, Lukman. 2000. Sejarah Ejaan Bahasa Indonesia. Jakarta: Pusat Bahasa Diknas.

Ariyani. Farida (Dosen Tetap FK1P Unila). 2003. Ragam Tulis Karya Ilmiah. Makalah Disampaikan pada Pelatihan Karya Ilmiah Bagi Guru-guru Anggota PGR1 Kabupaten Tanggamus, 19 April 2003, di Pringsewu.

Arikunto, Suharsimi, 1989. Prosedur Penelitian, Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta: Bina Aksara.

Depdikbud, 1996. Pedoman Umum Ejaan Bahasa Indonesia yang Disempurnakan.Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan Bahasa.

Depdikbud. 1997. Pedoman Umum Pembentukan Istilah Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan bahasa.

Ekosusilo, Madyo. dan Bambang Triyanto. 1991. Pedoman Penulisan Karya Tulis Semarang: Dahara Prize.

Ghazali, M .Bahri. 1991. Konsep Ilmu Menurut Al-Ghazali, Suatu Tinjauan Psikologik Pedagogik. Yogyakarta: CV. Pedoman Ilmu Jaya.

Hadi, Sutrisno. 1988. Metodologi Research. Yogyakarta: Yayasan Penerbitan Fak. Psikologi UGM.

Nasution, S dan RH. Thomas. 1980. Buku Penuntun Membuat Disertasi, Thesis, Skripsi, Report, Paper. Bandung: PT. Jemmars.

Satrohoetomo. Ali. 1975. Karangan Ilmiah, Suatu Penuntun Menulis Laporan dan Skripsi . Jakarta: .Pradnya Paramita.

Singarimbun, Masri dan Sofian Effendi. 1985. Metode Penelitian Survey. Jakarta: LP3ES.

Soemanto, Wasty, 1994. Pedoman Teknis Penulisan Skripsi (Karya Ilmiah). Jakarta: Bumi Aksara.

Sudjana, Nana. 1988. Tuntunan Penyusunan Karya Ilmiah. Bandung: Smar Baru.

Sudjiman, Panuti dan Dendy S. 2000. Petunjuk Penulisan Karya Ilmiah. Jakarta: Pengajar Bahasa Indonesia.

Soetjipto (Pengawas Dinas Pendidikan Tingkat I). 2006. Teknik Penulisan Artikel Ilmiah. Makalah Disampaikan pada Workshop Guru Pembina LPIR SMA se-Propinsi Lampung, tanggal 16 s.d 20 Desember 2006, di Bandar Lampung.

Tambunan, Martahan. 1992. Pengenalan Penulisan Laporan Penelitian, Makalah disampaikan pada pertemuan dan diskusi ilmiah bagi pembina dan pengurus KIR se Propinsi Lampung. Bandar Lampung, 13 Nopember 1992.

Universitas Lampung. 1985. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung: Unila Press. 

Universitas Lampung. 2005. Pedoman Penulisan Karya Ilmiah Universitas Lampung. Bandar Lampung: Unila Press.